Jumat, 29 Mei 2015
Cara Menghilangkan Setres Dengan Lem Pipa
Catatan Penting!!!Caranya cukuplah mudah dan tak rumit.. Hanya saja setelah kita menggunakannya mungkin akan menjadi masalah yang cukup rumit (JIKA KETAHUAN ORANG LAEN).
yuuppp langsung aja ntee simak baik-baik.!.!.!.!.!
Tujuan :
-Mengguanakan lem pipa dengan baik dan benar
-Nge-fly
Efek
-Menghilangkan setres
-Merefreshkan otak
-Menyegarkan fikiran
-Menghilangkan masalah dalam sekejap (namun sementara)
-DLL
Langkah-Langkah
-Siapkan Lem pipa
-Buka tutup Lem pipa
-Dekatkan Lem pipa kehidung
-Hisap perlahan
-Resapi aromanya
-Rasakan Efeknya
-Yang terakhir "JANGAN DILAKUIN!!!" Dosa gan,, Jhaha...
#just_kidding
-> Emang bener sih cara diatas bisa buat kita Nge-Fly & so pasti ngilangin semua masalah didalam hidup kita dalam sekejap (NAMUN SEMENTARA ya!!) ,, tapi langkah diatas adalah awal dari masalah besar yang akan menimpa hidup kita..
-> Sebenranya COBAAN ITU bentuk dari kasih sayang Allah "Dan tidaklah Allah Menguji mahluknya dengan Masalah yang tidak bisa dia hadapi"=> Maksudnya Allah tidak akan membebeni seseorang dengan cobaan yang gak bisa hambanya hadapi,, karena kadar kekuatan iman seseorang itu berbada-beda.
ya sekian dari saya,, apabila hal diatas ada yang kurang berkenan/apalah mohon dimaafkan
wasslam...
Kamis, 21 Mei 2015
Pengertian dan Hukum Sifat Ujub
Ujub merupakan salah satu dari sifat tercela yang menjadikan kita jauh dari sang pencipta yang akan menjauhkan kita dari Rahmat dan Keberkahan yang diberikan kepada kita jika kita memiiki sifat Ujub. Yuukkk langsung aja kita simak tentang Pengertian dan Hukum Sifat Ujub....
Pengertian Ujub
Ujub artinya merasakan kelebihan pada dirinya tanpa melihat siapa yang memberikan kelebihan itu. Ia adalah penyakit hati yang hanya diketahui oleh Allah Ta’ala, jika nampak atsar/pengaruhnya kepada lahiriah seseorang seperti sombong dalam berjalan, merendahkan manusia, menolak kebenaran dsb. maka yang nampak ini disebut dengan kibr atau khuyala’ (kesombongan). Dan memang sebab munculnya kesombongan adalah karena adanya ujub di hati.
Ujub juga salah dari satu penyakit hati di samping:
Pengertian Ujub
Ujub artinya merasakan kelebihan pada dirinya tanpa melihat siapa yang memberikan kelebihan itu. Ia adalah penyakit hati yang hanya diketahui oleh Allah Ta’ala, jika nampak atsar/pengaruhnya kepada lahiriah seseorang seperti sombong dalam berjalan, merendahkan manusia, menolak kebenaran dsb. maka yang nampak ini disebut dengan kibr atau khuyala’ (kesombongan). Dan memang sebab munculnya kesombongan adalah karena adanya ujub di hati.
Ujub juga salah dari satu penyakit hati di samping:
- Hasad (dengki)
- Kibr (sombong)
- Riya’
- Dan mahabbatuts tsanaa’ (mencintai sanjungan).
Hukum ujub
Ujub hukumnya haram dan termasuk dosa-dosa besar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلاَتُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَتَمْشِ فِي اْلأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)
ket:
Ada yang mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah janganlah kamu alihkan rahang mulutmu ketika disebut nama seseorang di hadapanmu seakan-akan kamu meremehkannya. Sedangkan maksud “orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” adalah orang-orang yang ujub terhadap dirinya dan membanggakan dirinya di hadapan orang lain.
Bahkan sebagian ulama ada yang memasukkan ujub ke dalam bagian syirk yang dapat menghapuskan amalan.
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ketahuilah, bahwa ikhlas terkadang dihinggapi penyakit ujub. Siapa saja yang merasa ujub karena amal yang dilakukannya, maka akan hapuslah amalnya….”
itulah artikel tentang Pengertian dan Hukum Sifat Ujub semoga kita dijauhkan dari sifat diatas.... aammiiiieeennn...
dan sekian dari saya apabila ada kekurangan atau kesalahan saya minta maaf sebesar-besarnya...
wassalam...
Pengertian Takabbur Batini & Takabbur Zahiri
Berdasarkan pada objek atau sasaran tersebut, secara umum takabur dapat dibagi menjadi dua yaitu Takabur Batiniyah dengan Takabur Zahiri
1.Takabur Batini (dalam sikap)
Takabur batini adalah sifat takabur yang tertanam dalam hati seseorang segingga tidak tampak secara lahir/ fisik. seperti seseorang yang mengingkari kebenaran yang darang dari Allah swt. padahal dia mengetahui kebenaran tersebut.
Dalam kehidupan sehari hari orang yang termasuk golongan takabur batini memiliki sikap, anatara lain enggan minta tolong kepada orang lain meskipun ia membutuhkan serta tidak mau berdoa untuk memohon pertolongan Allah swt. padahal semua persoalan yang kita hadapi tidak dapat diselesai kan sendiri tanpa Pertolongan-Nya
2.Takabur Zahiri (dalam Perbuatan)
Takabur Zahiri adalah sifat takabur yang dapat dilihat langsung dengan panca indra, seperti dalam bentuk ucapan dan gerakkan anggota tubuh. cotohnya , Riya,angkuh dan memalingkan muka terhadap Orang lain.
Dan dasar dari article ini adalah dari firman Allah yang sebagai berikut:
Allah swt BerFirmannya
"Dan janganlah kamu memalingkan muka (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang sombong lagi membanggakan diri"(QS Luqman: 18)
Semoga artikel ini dapat menguatkan iman kita semua kepada Sang Pencipta yaitu Allah yang maha ESA..
sekian dari saya apabila ada kekurangan atau kesalahan mohon dimaklumi karna saya hanyalah manusia yang tak luput dari dosa
Pengertian Dan Macam-Macam Takabbur
Sebelum kita menyimak tentang Pengertian Dan Macam-Macam takabbur mari kita berdoa semoga Alllah SWT. pencipta alam semesta agar tidak menanamkan atau setidaknya menghilangkan sifat yang satu ini (TAKABBUR). Yukkk.. langsung sja kita simak tentang Pengertian Dan Macam-Macam takabbur....
Pengertian Takabur
Menurut Bahasa Takabur berasal dari kata bahasa arab takabbara-yatakabbaru yang artinya sombong atau membanggakan diri.
Secara istilah takabur adalah sikap berbangga diri dengan beranggapan bahwa hanya dirinyalah yang paling hebat dan benar dibandingkan dengan orang lain.
Takabur semakna dengan ta'azum, yakni menampakkan keagungan dan kebesarannya, merasa agung dan besar dibandingkan orang lain. banyak hal yang menyebabkan orang menjadi sombong, diantaranya dalam hal ilmu pengetahuan, amal dan ibadah,nasab (keturunan), kecantikan,harta kekayaan dan, kekuatan. akan tetapi jika di antara semua itu tidak bisa ia dapatkan atau menemukan kagagalan,malah akan mudah putus asa dan cenderung menyalahkan orang lain.
Macam Macam Takabur
1. Takabur Kepada Allah Swt
Yang dimaksud dengan takabur kepada Allah swt. adalah keadaan seseorang yang tidak mengakui dan menerima kebenaran yang datang dari Allah swt, seperti Perintah Salat,Zakat,dan Amalan ibadah yang lainnya.
2. Takabur Kepada Rasulullah Saw
Takabur kepada Rasulullah saw. terlihat apabila seseorang tidak mau menaati tau mengikuti yang telah disunahkan Nabi Muhammad saw. seperti Tata cara Sholat yang baik, bergaul dengan ramah, dan lain lainnya
3. Takabur Terhadap Manusia
Takabur kepada sesama manusia biasanya terlihat dari hal hal yang sifatnya Lahiriah/fisik ,seperti kekayaan. kedudukan wajah keahlian dan ilmu yang dimiliki seseorang.
semoga kita dijauhkan dasi sifat diatas aamiiieennn
ya itulah penyampaian dari saya kurang lebinya mohon maaf
wassalam...
Tingkatan Dan Pembagian Sifat Riya
Sebagaimana kita ketahui sifat riya adalah uuyjjj
Riya terbagi dalam dua tingkatan
Yang pertama yaitu Riya Kholis yaitu : Melakukan ibadah semata-mata hanya untuk mendapatkan pujian dari manusia.
Yang kedua yaitu Riya' Syirik yaitu : Melakukan perbuatan karena niat menjalankan perintah Allah SWT. dan juga karena untuk mendapatkan pujian dari manusia.
Kedua-Nya bercampur menjadi satu, itulah Riya' Syirik.
Riya' bisa muncul didalam diri seseorang pada saat setelah atau sebelum suatu ibadah selesai dilakukan.
Pembagian sifat Riya menurut Imam Ghozali
Perbuatan Riya bila dilihat dari sisi amal/citra yang ditonjolkan menurut Imam Al-Ghazali dapat terbagi 5 kategori.
1. Riya dalam masalah agama dengan penampilan jasmani. Misal-Nya, memperlihatkan badan yang kurus dan pucat agar disangka banyak melakukan ibadah puasa dan ibadah shalat tahajud.
2. Riya dalam penampilan tubuh dan pakaian. Misal-Nya memakai baju koko agar disangka shaleh atau memperlihatkan tanda hitam di dahi agar disangka rajin dalam melakukan ibadah sholat.
3. Riya dalam perkataan. Misal-Nya orang yang selalu bicara tentang keagamaan agar disangka ahli agama.
4. Riya dalam perbuatan. Misal-Nya orang yang sengaja memperbanyak ibadah shalat sunnah di hadapan orang banyak agar disangka orang sholeh. Atau seseorang yang pergi naik haji/umroh untuk memperbaiki Citra-Nya didepan masyarakat.
5. Riya dalam persahabatan. Misal-Nya orang yang sengaja mengikuti ustadz ke manapun beliau (ustadz) itu pergi agar ia disangka termasuk orang alim.
Jangan biarkan pahala ibadah-ibadah yang susah payah/sulit kita kumpulkan/dapatkan hilang tanpa arti dan berbuah keburukkan di karenakan masih ada Riya di Dalam Hati Kita.
Pengertian Riya menurut Bahasa & Istilah
Kali ini saya akan membuat article tentang pengertian Riya menurut Bahasa & Istilah. Dan langsung aja yukk kita simak tentang Pengertian Riya menurut Bahasa & Istilah.
Pengertian Riya menurut Bahasa & Istilah
- Pengertian Riya Menurut Bahasa Adalah :
Riya’ (ﺍﻟﺮﻳﺎﺀ) berasal dari kata ﺍﻟﺮﺅﻳﺔ /ru'yah, yang Arti-Nya menampakkan atau memperlihatkan suatu amal kebaikan kepada sesama manusia.
Sedangkan Pengertian Riya Menurut Istilah Adalah :
Melakukan ibadah dengan niat supaya ingin dipuji manusia, dan tidak berniat beribadah kepada Allah SWT.
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Kitab-Nya Fathul Baari Berkata :
"Riya' ialah menampakkan ibadah dengan maksud dan tujuan dilihat manusia. Lalu mereka memuji pelaku amalan itu"
.
Imam Al-Ghazali, Riya' ialah : Mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.
Dan Imam Habib Abdullah Haddad berpendapat bahwa Riya' ialah : Menuntut kedudukan atau meminta dihormati dari pada orang ramai dengan amalan yang ditujukan untuk akhirat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Riya' ialah :
Melakukan amal kebaikan bukan karena niat beribadah kepada Allah SWT. Melainkan demi manusia dengan cara memperlihatkan amal Kebaikan-Nya kepada orang lain supaya mendapat pujian atau penghargaan, dengan harapan agar orang lain memberikan penghormatan Kepada-Nya.
Riya terbagi dalam dua tingkatan.
.
1. Riya Kholis yaitu : Melakukan ibadah semata-mata hanya untuk mendapatkan pujian dari manusia.
2. Riya' Syirik yaitu : Melakukan perbuatan karena niat menjalankan perintah Allah SWT, dan juga karena untuk mendapatkan pujian dari manusia. Kedua-Nya bercampur menjadi satu, itulah Riya' Syirik.
Riya' bisa muncul didalam diri seseorang pada saat setelah atau sebelum suatu ibadah selesai dilakukan. selfie adalah hal yang sering memunculkan sifat riya.
Perbuatan Riya bila dilihat dari sisi amal/citra yang ditonjolkan menurut Imam Al-Ghazali dapat terbagi 5 kategori.
1. Riya dalam masalah agama dengan penampilan jasmani. Misal-Nya, memperlihatkan badan yang kurus dan pucat agar disangka banyak melakukan ibadah puasa dan ibadah shalat tahajud.
2. Riya dalam penampilan tubuh dan pakaian. Misal-Nya memakai baju koko agar disangka shaleh atau memperlihatkan tanda hitam di dahi agar disangka rajin dalam melakukan ibadah sholat.
3. Riya dalam perkataan. Misal-Nya orang yang selalu bicara tentang keagamaan agar disangka ahli agama.
4. Riya dalam perbuatan. Misal-Nya orang yang sengaja memperbanyak ibadah shalat sunnah di hadapan orang banyak agar disangka orang sholeh. Atau seseorang yang pergi naik haji/umroh untuk memperbaiki Citra-Nya didepan masyarakat.
5. Riya dalam persahabatan. Misal-Nya orang yang sengaja mengikuti ustadz ke manapun beliau (ustadz) itu pergi agar ia disangka termasuk orang alim.
Allah SWT mengingatkan di dalam Firman-Nya :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (Al-Baqarah: 264)
Dan kita bisa menyimpulkan bahwa janganlah berbuat riya/ cobalah menghilangkan sifat riya didalam diri kita, dikarenakan sifat riya dapat menggugurkan semua pahala amal ibadah kita yang dilakukan dengan sifat riya.
sampai disini article tentang Pengertian Riya menurut Bahasa & Istilah apabila ada kekurangan atau kesalahan mohon ma'af sebesar-besarnya.
wassalam...
Rabu, 20 Mei 2015
HUKUM SELFIE DALAM ISLAM
Sebelum kita beranjak ke HUKUM SELFIE DALAM ISLAM alangkah baiknya kita menyimak dulu tentang pengertian dari selfie sendiri. Yukk langsung aja...
Pengertian Selfie
Selfie adalah sebuah jenis self-portrait foto, dimana biasanya diambil dengan kamera digital genggam atau kamera ponsel. Selfies juga sering dikaitkan dengan jejaring sosial, seperti Instagram. Orang-orang biasanya melakukan foto Selfie dengan cara menggunakan kamera yang dipegang dengan lengan panjang atau di hadapan cermin. Foto selfie biasanya juga menggukan ekpresi yang berlebihan di hadapan camera.
Selfie
adalah sebuah jenis self-portrait foto, dimana biasanya diambil dengan kamera
digital genggam atau kamera ponsel. Selfies juga sering dikaitkan dengan
jejaring sosial, seperti Instagram. Orang-orang biasanya melakukan foto Selfie
dengan cara menggunakan kamera yang dipegang dengan lengan panjang atau di
hadapan cermin. Foto selfie biasanya juga menggukan ekpresi yang berlebihan di
hadapan camera.
- Biasanya seseorang yang sering berselfie didalam hatinya akan muncul hal-hal berikut :
Ø
TAKABBUR
Ø
‘UJUB
Dari segi kejiwaan, selfie ini adalah bagian
daripada perlilaku narsis, yang diambil dari perilaku seorang Yunani bernama
Narcissus, yang terobsesi pada dirinya sendiri, senantiasa bercermin dan kagum
dengan pantulan imaji dirinya sendiri di air, lama kelamaan jatuh tercebur dan
mati karenanya. Perilaku narsis inilah yang menjadi bahaya tatkala melakukan
selfie.
semoga artikel dari saya bermanfaat bagi anda
sekian dulu artikel dari saya, mohon maaf apabila ada kurang atau kesalahan.....
Senin, 18 Mei 2015
HUKUM SELFIE Termasyhur
Pengertian Selfie
Sebelum kita membahas hukum selfie alangkah baiknya kita menyimah dari Pengertian Selfie
Selfie adalah sebuah jenis self-portrait foto, dimana biasanya diambil dengan kamera digital genggam atau kamera ponsel. Selfies juga sering dikaitkan dengan jejaring sosial, seperti Instagram. Orang-orang biasanya melakukan foto Selfie dengan cara menggunakan kamera yang dipegang dengan lengan panjang atau di hadapan cermin. Foto selfie biasanya juga menggukan ekpresi yang berlebihan di hadapan camera.
Selfie
adalah sebuah jenis self-portrait foto, dimana biasanya diambil dengan kamera
digital genggam atau kamera ponsel. Selfies juga sering dikaitkan dengan
jejaring sosial, seperti Instagram. Orang-orang biasanya melakukan foto Selfie
dengan cara menggunakan kamera yang dipegang dengan lengan panjang atau di
hadapan cermin. Foto selfie biasanya juga menggukan ekpresi yang berlebihan di
hadapan camera.
Biasanya
seseorang yang sering berselfie didalam hatinya akan muncul hal-hal berikut
Ø
TAKABBUR
Ø
RIYA
Ø
‘UJUB
Bisa disimpulkan bahwa hukum selfie tergantung pada niat didalam hati seseorang, namun kebiasaan berselfie bukanlah hal yang baik untuk dijadikan kebiasaan atau malah HOBBY. Dikarnakan, mengingat selfie dapat/memunculkan sifat-sifat diatas maka HARAM HUKUMNYA.
Dari segi kejiwaan, selfie ini adalah bagian daripada
perlilaku narsis, yang diambil dari perilaku seorang Yunani bernama Narcissus,
yang terobsesi pada dirinya sendiri, senantiasa bercermin dan kagum dengan
pantulan imaji dirinya sendiri di air, lama kelamaan jatuh tercebur dan mati
karenanya. Perilaku narsis inilah yang menjadi bahaya tatkala melakukan selfie.
Pandangan Islam Tentang Malu Sebagai Akhlak
Islam
Yang pertama Islam
memandang rasa malu adalah akhlak yang sangat utama di dalam agama. Bahkan
Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya
setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu” (HR Ibnu Majah)
Terlebih bagi wanita, rasa malu ini adalah
pakaian baginya, menjadi hiasan terbaik yang bisa dikenakan oleh seorang
wanita, karena Rasulullah juga berpesan, rasa malu itu tidak mengakibatkan kecuali
kebaikan.
Rasulullah juga bersabda,
“Keimanan
itu ada 70 sekian cabang atau keimanan itu ada 60 sekian cabang.
Seutama-utamanya ialah ucapan ‘La ilaha illallah’ dan serendah-rendahnya ialah
menyingkirkan gangguan dari jalan, dan malu itu adalah cabang dari keimanan”
(HR Bukhari Muslim)
Bila seseorang betul-betul mengetahui fakta
selfie, maka mereka akan memahami betul bahwa selfie yang dilakukan kebanyakan
remaja Muslimah bahkan menjangkiti ibu-ibu pun, bukan lagi terkait dengan
teknik foto, namun sudah banyak masuk ke dalam ranah perilaku narsis tadi,
benar-benar sudah berlebihan.
Bagi
yang memahami betul fenomena ini, akan mengetahui tingkah polah kaum Muslimah
yang desperately terlihat cantik, mati-matian cari perhatian dan komentar
dengan foto selfienya, dengan berbagai macam pose, mimik, dan gaya, andalannya
duck-face (wajah dengan bibir yang dibuat seperti bebek).
Padahal Allah berpesan pada Muslimah,
“Katakanlah
kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka tundukkan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak daripadanya’…” (QS 24:31)
Perintah Allah sudah jelas, bahwa wanita harus
menjaga diri mereka, menjaga rasa malu dan kemaluan, tidak justru menampakkan
perhiasannya, atau bahkan memamerkan dirinya pada publik.
Dalam ayat yang lain Allah singgung pula
tentang perilaku tabarruj, yaitu segala sesuatu tindakan berhias yang ditujukan
agar diperhatikan oleh lelaki.
“dan
janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang
dahulu” (QS 33:33)
Menurut Ibnu Mandzur, arti tabarruj adalah
wanita yang memperlihatkan keindahan dan perhiasannya dengan sengaja kepada
lelaki. Imam Qatadah menambahkan tatkala menafsirkan ayat ini, bahwa tabarruj
adalah wanita yang saat berjalan keluar dari rumahnya berlenggak-lenggok lagi
menggoda lelaki.
Sampai disini saja, kita semua harus
bermuhasabah, memang ini perkara amalan hati, namun alangkah baiknya bila kita
bertanya pada diri sendiri, apakah amanah yang Allah pinta untuk kita jaga itu,
rasa malu itu sudah kita tunaikan? Ataukah kita menggerusnya terus-menerus
dengan melatih memamerkan diri kita pada oranglain? Salah satunya dengan
selfie?
Kedua, bila kita memperhatikan fakta secara
mendalam, maka kita akan memperhatikan bahwa fenomena selfie ini sangat
berkaitan dengan materialisme. Bahwa segala sesuatu diukur dengan kepuasan
fisik, mencari perhatian dari yang fana dan tertagih untuk melakukan hal
tersebut terus-menerus. Karenanya bahaya selfie ini dikhawatirkan akan
mengantarkan kita paling banyak pada takabbur, riya, dan paling sedikir sifat
ujub, yang ketiganya adalah penghancur amal salih.
Kita tidak sedang mengatakan bahwa selfie pasti
ujub, riya, takabbur, tidak pernah. Kita pun tidak membahas halal dan haramnya.
Selfie kita kembalikan lagi sebagai salah satu teknik foto, dan berfoto adalah
boleh. Namun apakah salah ketika kita bernasihat bahwa hati-hati seringnya
selfie ini berujung pada ujub, riya, takabbur?
“Tiga
dosa yang membinasakan, sifat pelit yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti, dan
ujub seseorang terhadap dirinya” (HR Thabrani)
Apa yang sebenarnya orang inginkan tatkala
melakukan selfie? Tentu ada banyak niat. Hanya saja bila kita
perhatikan kebanyakan foto yang dihasilkan? Berbagai pose yang dibuat dengan
mimik yang tak kalah ganasnya, mengagumi diri sendiri, takjub pada diri
sendiri, bukankah ini namanya ujub?
Naik lagi satu tingkat, selfie ini dilakukan
agar bisa diunggah ke media sosial, agar dikomentari dan di-likes, mulailah dia
berbuat karena orang lain, bukan karena Allah Swt, bukankah ini namanya riya?
Naik lagi satu tingkat, dengan mengagumi foto,
dipuja-puji oleh orang lain, lalu dia menganggap dirinya lebih dari orang lain,
bukankah ini takabbur?
Bila diantara kita bebas daripada sifat-sifat
begitu, tentu kita bersyukur. Dan jikalau kita tidak memiliki hal-hal seperti
itu saat melakukan selfie, maka silakan saja. Hanya saja hati-hati, hati yang
berpenyakit, seringkali tidak menyadari.
“Sesungguhnya
Allah mencintai hamba yang bertaqwa, yang berkecukupan, dan yang tidak
menonjolkan diri” (HR Muslim).
Langganan:
Postingan (Atom)